Jumat, 25 Maret 2016

Diskripsi Durian Musangking




                                                     Durian Musangking

                                       
Harga istimewa Di negeri jiran, Malaysia, musang king saat ini memang tengah naik daun. Musim panen musang king biasanya jatuh pada Mei-Juli. Pada akhir tahun pohon tetap berbuah, tetapi jumlahnya sedikit. Menurut pekebun di Pulau Pinang, Chang Teik Seng, pada 2012 terjadi anomali. Musim panen puncak justru terjadi pada akhir tahun. “Saya seperi memenangkan jackpot dua kali setahun,” ujarnya dengan raut semringah. Meski tengah panen raya yang menyebabkan pasokan melimpah, jangan harap harga melorot tajam. Harga jual musang king di kedai-kedai di Malaysia tetap tinggi. Contohnya di sentra lapak durian di jalan SS-2, Petaling Jaya, Donald Ng, membanderol raja kunyit minimal RM10 setara Rp30.000 per kg utuh. 
Bobot musang king rata-rata 1,5-2,8 kg. Artinya harga 1 buah musang king di kios Donald Ng Rp45.000-Rp84.000. Saat pasokan terbatas, harga durian berkode D-197 itu melambung hingga RM30 atau Rp90.000 per kg. Bandingkan dengan jenis durian kampung-sebutan untuk durian yang tidak memiliki nama atau yang kurang populer-Donald hanya menetapkan tarif RM10 atau Rp30.000 per orang untuk menikmati sepuasnya. Sementara untuk mencicipi D-24-durian yang paling banyak ditanam pekebun di Malaysia-setiap pengunjung dikenakan biaya RM20 atau Rp60.000. “Pada Desember ini biasanya jumlah buah sedikit jadi harganya mahal. Tapi kali ini hasil panen banyak sehingga harga bisa mencapai RM10 per kg,” kata Donald. Durian asal Tanah Merah, Kelantan, Malaysia, itu tetap laris manis meski berharga premium. Dalam sehari ia mampu menjual 50-100 musang king. Berebut pasokan Leong Soon Hong, pekebun dan pengepul durian di Mukimgali, Raub, Pahang, mesti berebut dengan pengepul lain untuk memperoleh durian musang king dari pekebun. Dalam sekali kirim ke Singapura dan Kualalumpur, Hong hanya sanggup memasok rata-rata satu truk setara 5 ton musang king. “Pengiriman pun belum tentu bisa setiap hari karena jumlah buah terbatas. Pengiriman maksimal setiap dua hari karena musang king mudah pecah sehingga harus cepat dikirim,” katanya. Harga raja kunyit di tingkat pekebun mencapai RM7-RM8 atau Rp21.000-Rp24.000 per kg. 

Volume penjualan terbesar tetap D-24. Setiap hari Hong mengirim hingga 15 ton durian D-24 ke Kualalumpur dan Singapura.  Namun, harga D-24 di tingkat pekebun murah, hanya RM1,5-RM2 atau Rp4.500-Rp6.000 per kg. Ia juga menjual beberapa jenis durian lain seperti thraka, D-2, dan udang merah. Penanaman musang king tersebar di berbagai tempat seperti Johorbahru, Pahang, Malaka, dan Selangor. Sayang, populasi, luas tanam, dan umur pohon rata-rata tidak terdata. “Tidak ada data,” kata Dr Johari Sarip. Menurut Chang Teik Seng, pekebun durian di Pulau Pinang, permintaan musang king tinggi bukan berarti merupakan yang terbaik. “Kita tidak bisa membandingkan mana yang lebih baik antara musang king dengan udang merah, misalnya. Sebab, keduanya memiliki karakter berbeda,” kata Seng. Menurut Seng 

musang king tergolong durian berdaging buah kering. “Ia mungkin yang terbaik di antara durian yang berdaging buah kering,” ujarnya. Sementara udang merah tergolong berdaging buah basah. “Di antara durian berdaging basah, udang merah terbaik karena tekstur daging buah benar-benar lengket di lidah,” ujar pemilik Bao Seng Durian Farm itu. Impor Kabar tentang musang king di tanahair sejatinya bukan perkara baru. Trubus pertama kali memuat artikel tentang mao san wang-sebutan lain musang king-pada 2003. Beberapa pekebun di tanahair kemudian menanam musang king. Namun, kehadiran musang king pertama kali di tanahair belum diketahui pasti. Menurut Ismail Ginting, penangkar tanaman buah di Medan, Sumatera Utara, kemungkinan bibit musang king pertama kali masuk ke Indonesia pada 1997. Di Medan Ismail menemukan 9 pohon musang king berumur 15 tahun di sebuah kebun. Sayangnya Ismail belum berhasil mendapatkan identitas pemilik kebun. Ismail berhasil memperoleh buah dari pengelola kebun musang king di Medan, lalu mengirimnya ke Trubus. Dari penampilan buah durian itu memang mirip musang king. Itu terlihat dari bagian dasar buah terdapat pola menyerupai bintang. Namun, bentuk buah tidak beraturan. Bentuk buah musang king cenderung bulat atau lonjong. Warna daging buah juga tampak lebih pucat ketimbang musang king yang tumbuh di Malaysia. Namun, rasa dan tekstur buah mirip: manis agak pahit dan creamy. Bijinya juga dominan kempis. Sejak setahun terakhir popularitas musang king di tanahair terus menanjak. Itu karena mania durian tak perlu lagi jauh-jauh ke Malaysia untuk mencicipinya. Beberapa toko buah dan restoran di kota besar menjual buah segar baik utuh mau pun beku. Contohnya Total Buah Segar di Jakarta Barat. 

Menurut asisten manajer Total Buah Segar, Mutakim, dalam sebulan menjual 2.000 kg musang king utuh. Harga jual buah utuh Rp135.000 per kg. “Jumlah penjualan itu belum memenuhi permintaan konsumen,” kata Mutakim. Pasar swalayan Hokky di Surabaya, Jawa Timur, juga mengimpor durian musang king utuh dan beku melalui sebuah distributor di Jakarta. Sekali impor masing-masing sebanyak 100 kg. Hokky menjual buah utuh dengan harga Rp150.000 per kg, beku Rp465.000. Menurut Haryanto dari pasar swalayan Hokky di Graha Famili Surabaya, jumlah pasokan durian beku sebanyak itu biasanya habis dalam dua pekan. Sementara pasokan buah utuh habis dalam sepekan. Kebunkan musang king Beberapa pehobi tanaman buah dan pekebun seperti Ir H Asep Suswanda langsung jatuh hati mengebunkan musang king. Asep Suswanda di Desa Babakan Karet, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu menanam 100-200 musang king di lahan 25 ha sejak 4-5 tahun silam. “Saat ini sedang belajar berbuah,” ujar alumnus 


Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran itu. Menurut Asep masa berbuah musang king lebih lama dibandingkan dengan varietas lain yang mulai belajar berbuah pada umur 3-4 tahun. Pada musim berbuah tahun lalu, ukuran buah musang king di kebun Asep bisa mencapai bobot lebih dari 0,5 kg per buah. “Tapi jumlahnya masih sedikit,” katanya. Ia menjual musang king dengan harga Rp75.000-Rp100.000 per buah. Di Desa Sumbersari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Budi Tejakusuma mengebunkan 2.000 tanaman musang king pada 2009. Budi mendatangkan bibit langsung dari Malaysia. Sayang, dari jumlah bibit itu sebanyak 1.700 bibit mati karena perakaran kurang kuat. Musibah itu tak membuat Budi kapok. Pada 

Juli 2012 ia kembali mendatangkan 100 bibit dari Malaysia dan 30 tabulampot musang king.
pada awal Desember 2012. Ia berencana mengebunkan hingga 5.000 tanaman. Namun, saat ini baru tersedia 2.000 bibit. Untuk mengebunkan musang king sebanyak itu Tjandra membutuhkan lahan minimal 80 

Di Subang, Jawa Barat, ada Erik Wiraga yang mengebunkan 200 musang king pada Februari 2012. Imbas popularitas musang king di tanahair turut memicu melonjaknya permintaan bibit. Lihat saja permintaan yang mengalir ke penangkar bibit di Bogor, Jawa Barat, Syahril Sidik. Sepanjang 2012 jumlah permintaan bibit tanaman anggota famili Bombacaceae itu mencapai 5.000 bibit. “Saya cuma bisa memasok 1.000 bibit,“ ujarnya. Syahril menjual sebuah bibit setinggi 30-40 cm seharga Rp250.000. Ajie Win, penangkar tanaman buah di Bogor, Jawa Barat, menuturkan permintaan bibit musang king naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah itu baru 70% yang terpenuhi. Harga jual bibit Rp75.000-Rp150.000 tinggi 40 cm, lebih dari 40 cm Rp300.000-Rp500.000. Win bisa melayani 2 klien per bulan. Satu klien minimal memesan 1.000 bibit. Menurut kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB), 

Sobir PhD, musang king memang memiliki keistimewaan daging buah berwarna kuning, rasa manis kombinasi pahit, tekstur lembut, aroma kuat, dan biji agak kecil. Bandingkan dengan monthong yang hanya berasa manis, agak berpati, cenderung tidak berbau, dan agak pulen. “Penggemar durian sejati pasti lebih menyukai musang king karena adanya sensasi pahit. Kombinasi manis dan pahit musangking tepat,” kata Sobir. Namun, Sobir mengingatkan agar pekebun tidak jor-joran menanam musang king. Pasalnya, hingga saat ini Sobir belum menemukan musang king yang berbuah di Indonesia. “Rasanya belum tentu seenak di tempat asalnya,” ujarnya. Yang cenderung stabil untuk semua jenis iklim di tanahair adalah monthong. 

Menurut Sobir ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kualitas musang king bila ditanam di tanahair. Pertama, agroklimat seperti iklim, jenis tanah, dan ketersediaan hara. Sobir menduga kawasan yang cocok untuk musang king adalah daerah Deliserdang, Sumatara Utara. Daerah itu berada pada garis lintang hampir sama dengan Malaysia sehingga kondisi tanahnya relatif mirip. Kedua, jenis penyerbuk. “Terkadang jenis penyerbuk dapat mempengaruhi rasa maupun ukuran buah yang dihasilkan,” ujarnya. Sampai saat ini belum diketahui jenis pohon penyerbuk yang paling baik untuk musang king. Sebab, durian berumah ganda, bunga jantan dan betina di pohon berbeda. Pada durian monthong, pohon penyerbuk terbaik adalah kradumtong. Tingkat keberhasilan penyerbukan mencapai 27%. Menurut Sobir di Indonesia sejatinya banyak terdapat durian yang lebih unggul daripada musang king, misal dari Balaikarangan, Kalimantan Barat (baca: Rival Raja 

Musang, halaman 22-24). Para mania durian sepakat Balaikarangan memang gudangnya durian enak. “Sayang, karena saking banyaknya, promosi durian Indonesia malah tidak fokus,” kata Sobir. Itulah sebabnya Sobir menyarankan seleksi durian terenak di Indonesia dan lalu ditunjang dengan promosi. Semua durian enak itu ada di negeri sendiri. (Imam Wiguna/Peliput: Andari Titisari, Bondan Setyawan, Desi Sayyidati R, Evy Syariefa, Riefza Vebriansyah, dan Rona Mas’ud) Dari Ranting Patah Saat musim panen durian tiba, pintu rumah Hj Hasmah Hashim di kawasan Muar, Johorbahru, Malaysia, selalu tertutup rapat. 

Hasmah enggan melayani para pedagang yang berdatangan hendak membeli durian dan para penangkar buah yang hendak membeli entres. Pohon durian yang tumbuh di halaman rumah Hj Hasmah itu menjadi buruan karena bercita rasa istimewa: manis dan sedikit pahit dengan tekstur daging buah yang lembut. 

Hasmah yang lanjut usia dan hidup seorang diri menolak menjual hasil panen karena jumlah buah terbatas. Maklum, di halaman rumah Hasmah itu hanya tumbuh sepohon durian. Ia biasanya membagikan buah-buah itu kepada kerabat dan tetangga dekat. Pada suatu saat tupai menggerogoti buah matang sehingga meninggalkan jejak lubang pada buah. Hasmah lalu meminta tetangganya yang memiliki senapan untuk memburu tupai. Untung ganda Dari perburuan tupai itu, sang tetangga untung ganda. Pertama, ia memperoleh upah dari Hj Hasmah. Kedua, sebuah ranting patah akibat tembakannya. Berkah itu bermula dari patahan ranting. Pemburu itu membawa pulang ranting yang patah untuk diperbanyak. Tujuh tahun berselang durian hasil perbanyakan dengan teknik okulasi itu mulai berbuah dan memiliki cita rasa dan berpenampilan sama dengan pohon induk. Sejak itulah para penangkar ramai memperbanyak dan pekebun ramai mengebunkan 

keturunan dari durian milik Hasmah. “Pada 24 Mei 1989 durian milik Hasmah itu didaftarkan sebagai varietas durian unggul dengan nama mas muar dan kode pendaftaran D-168,” ujar Dr Johari bin Sarip, peneliti Pusat Penyelidikan Hortikultur Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI). Menurut Dr Johari, pada 1990-an durian mas muar itu sempat populer dan dianggap lebih unggul ketimbang D-24 yang populer sejak 1937. Namun, popularitas mas muar itu hanya bertahan selama 4 tahun. Popularitasnya meredup saat Kementerian Pertanian Malaysia melepas musang king alias D-197 pada 9 Desember 1993.*** Kacip Durian Inilah alat pembuka durian inovasi Albert Ho, pedagang durian di Pulau 

Pinang, Malaysia. Cara kerja alat yang terbuat dari kayu itu mirip kacip. Letakkan durian dengan posisi terbalik pada lubang di dasar kacip. Setelah itu, atur posisi bagian kayu yang tajam pada gagang kacip bagian atas tepat pada dasar buah durian. Setelah itu tekan dengan kuat hingga durian terbelah.*** Tes Kematangan Inilah cara para pekebun durian di Malaysia menguji kematangan buah. Mereka mendekatkan 

durian di telinga, lalu mengguncang-guncangkan buah. Bila terdengar bunyi klotak  mirip goncangan biji dalam buah avokad, tanda pongge durian di bagian dalam buah lepas dari empulur, itu pertanda musang king matang sempurna.*** Cegah  Pecah Leong Soon Hong, pengepul durian di Raub, Pahang, Malaysia, punya kiat mencegah buah musang king pecah saat pengiriman ke Kualalumpur dan Singapura. Buah musang king yang matang pohon biasanya pecah setelah 2-3 hari. Untuk mencegahnya, ia mengikat bagian ujung buah menggunakan karet gelang.*** Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB), Sobir PhD, mengingatkan pekebun agar tidak jor-joran menanam musang king. Pasalnya, hingga saat ini Sobir belum menemukan musang king yang berbuah di Indonesia. "Rasanya belum tentu seenak di tempat asalnya," ujarnya.
sekian untuk uraian tentang durian musangking


Untuk info Bibit Durian Musangking
Tlpn/sms/Whatsap
085229034824

Tidak ada komentar:

Posting Komentar